Senin, 05 April 2010

POLITIK

Megawati: Kongres III Bali Transisi PDIP



Jakarta - Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, menyatakan Kongres III di Bali kali ini adalah kongres transisi partai. Hal ini ditandai dengan semakin dominannya kader-kader muda yang menjadi motor partai di daerah-daerah.

"Dari cabang-cabang yang melakukan konfercab (konferensi cabang) dan tingkat konferda (konferensi daerah), praktis 65 sampai 70 persen masuk mereka yang muda-muda," kata Megawati dalam jumpa pers di arena Kongres III PDIP, Grand Inna Bali Beach Hotel, Sanur, Bali, Senin (5/4/2010).

Para kader muda yang kini menjalani roda partai, kata Mega, tidak merasakan
perjuangan partai bertahan di bawah tekanan rezim Orde Baru. Hal inilah, lanjutnya, yang menandakan alih generasi itu sudah dimulai.

"Itulah maksud yang namanya kongres ketiga adalah transisi," kata Megawati.

Bertebarnya kader muda di PDIP, kata Megawati, tidak lepas dari sistem kaderisasi partai yang dilakukan secara baik selama dua kali masa kongres atau sepuluh tahun terakhir.

"Kami dua kali kongres telah dapat menata orang, baik di tingkat struktur partai, maupun mereka di legislatif, maupun eksekutif. Menurut catatan yang kami data, kami mendapat banyak sekali kemajuan," kata Megawati.


Kongres III PDIP
Megawati: Jadi Ketum Bukan Kemauan Saya



Jakarta - Megawati Soekarnoputri hampir dipastikan terpilih kembali menjadi Ketua Umum PDI Perjuangan sampai 2015. Namun demikian, Megawati mengatakan kembali menjadi ketua umum partai bukanlah keinginannya.

"Ketua umum bukan saya yang mau," kata Megawati dalam jumpa pers di arena Kongres III PDIP, Grand Inna Bali Beach Hotel, Sanur, Bali, Senin (5/4/2010).

Megawati mengatakan, pencalonannya kembali menjadi ketua umum adalah aspirasi daerah yang disampaikan lewat berita acara konferensi daerah dan konferensi cabang. Seperti diketahui, 33 DPD dan 491DPC PDIP seluruh Indonesia menginginkan Megawati kembali memimpin partai. Hanya 4 DPC yang mencalonkan calon lain, yakni Guruh Soekarnoputra.

"Kalau ternyata akhirnya nama itu mengerucut pada saya kembali, itu bagaimana nanti kongres partai yang menentukan," kata Megawati.

Ditanya mengenai kemungkinan munculnya posisi wakil ketua umum di struktur DPP mendatang, Megawati juga lebih menyerahkannya kepada proses di kongres.

"Wakil ketua umum adalah wacana yang tentunya bukan saya yang bilang, tetapi kongres partai yang akan membahas dalam komisi-komisi," kata Megawati.

Mega Siapkan Kader Masa Depan


Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.

Menjelang Kongres III PDI-P di Bali, muncul suara-suara sumbang terkait kaderisasi di tubuh "Partai Moncong Putih" tersebut.

Salah satu yang paling mencolok adalah munculnya nama Megawati sebagai calon tunggal yang akan kembali menduduki tampuk tertinggi kepemimpinan. Namun, Megawati membantah adanya kegagalan kaderisasi dalam partainya.

"Setelah melakukan perjalanan ke 26 provinsi, cabang-cabang telah menghasilkan kepengurusan baru dan 65 persen sampai 70 persennya adalah kaum muda," ujar Megawati.

Megawati menyebut kongres ini sebagai kongres transisi karena adanya proses regenerasi dalam partai. Mega menjanjikan kepengurusan DPP PDI-P yang akan terbentuk setelah kongres ini juga berasal dari kaum muda.

Dalam kesempatan ini, Mega juga akan membangun kader-kader yang mengerti roh PDI-P. "Kita tidak terbentuk dengan mudah, tetapi susah payah. Hal-hal itu harus kita jaga untuk melestarikan roh PDI-P," kata Mega.

Kongres Harus Hasilkan Persatuan

PDI Perjuangan

Kongres PDI Perjuangan sebaiknya bisa mempersatukan perbedaan yang sebelumnya terjadi di antara kubu ideologis dan pragmatis. Dua kutub di PDI Perjuangan itu menggunakan momentum kongres dengan menggunakan Puan Maharani dan Prananda Prabowo sebagai simbol.

Kedua kutub itu dianggap kalangan PDI Perjuangan merupakan representasi pertarungan yang bergolak sebelum ini. Fungsionaris PDI Perjuangan Dhia Prakasa Yudha menyebutkan sebagian elit PDI Perjuangan berkepentingan untuk merapat pada kekuasaan. "Mereka khawatir kasus-kasus yang melibatkan sebagian pihak di PDI Perjuangan akan dibuka," katanya melalui telepon Senin (5/4/2010).

Sementara itu pengamat politik Sukardi Rinakit berharap sejumlah tokoh PDI Perjuangan tidak saling menjatuhkan meski terdapat perbedaan di antara mereka. "Tidak ada gunanya memecah PDI Perjuangan dengan menggunakan Puan dan Prananda," katanya seraya menegaskan momentum kongres seharusnya dimanfaatkan untuk membesarkan PDI Perjuangan.

Karena itu, kata Sukardi, PDI Perjuangan harus merangkul semua tokoh termasuk mereka yang sakit hati dan berada di luar partai. "Jangan sampai mereka yang sakit hati dilupakan karena ada perbedaan karena semakin besar organisasi akan memicu perbedaan sikap, itu biasa, maka kader-kader lama PDI Perjuangan jangan dilupakan," katanya.

Sukardi menyatakan sejumlah kader sakit hati harus dirangkul untuk diajak duduk bersama. Paling tidak mereka yang bersuara minor harus dibuka aksesnya. Sejumlah kader kritis termasuk kalangan intelektual harus diajak serta membesarkan partai. Otomatis kader intelektual tidak akan diam saja. "Misalnya 15 orang intelektual disapa, maka tidak akan diam pasti bicara membesarkan partai," katanya.

0 komentar:


Blogger Templates by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger and Supported by Green House Ideas